Friday, March 18, 2011

Dari Ska, Rocksteady, hingga Reggae

“Kelahiran music reggae tidak lepas dari pengaruh music yang berkembang pada tahun 60-an, yaitu Ska dan Rocksteady”.

Pada tahun 50-an pengaruh Jazz, R&B, serta Mento (sejenis music Calypso yang bercampur dengan music samba) melebur menjadi satu bentuk baru yang dinamakan dengan “shuffled”. Irama shuffled kala itu memperoleh popularitas berkat kerja keras musisi-musisi seperti Neville Esson, Owen Grey, The Overtakers, dan The Matador Allstars. Music tersebut menjadi primadona bagi para kaum muda saat itu, dan mengakibatkan perusahaan rekaman mengalami perkembangan serta berusaha mencari talenta-talenta baru untuk dapat bersaing di dunia rekaman. Pada tahun 1962, kala itu musik Jamaika didominasi oleh musik-musik serapan dari Amerika, Cecul Bustamente Campbell yang kemudian dikenal dengan nama “Prince Buster”, tahu bahwa sesuatu yang baru amat sangat dibutuhkan pada saat itu. Dan ia memiliki seorang gitaris yang bernama Jah Jerry, yang kemudian bereksperimen di musik dengan menitik beratkan ketukan “afterbeat” ketimbang “downbeat”, dan Ska pun lahir dalam arti sebenarnya. Musik Ska kala itu menjadi sebuah musik komersial pertama kali di jamaika, dan pada kenyataanya Ska dikenal menjadi musik dansa rakyat Jamaika.
Pada tahun 1966, perkembangan musik Ska mempengaruhi kemunculan musik baru lainya. musik tersebut masih dengan definisi “Offbeat” dan pola permainan bass “free walking style”. Konsep Rocksteady membawa ide baru pada music Ska. Iramanya begiru eksperimental dan cenderung lebih pelan. Kala itu Hopeton Lewis membawakan sebuah lagu berjudul “Take it easy” dalam bentuk irama Ska, akan tetapi dia membawakanya dengan tempo irama yang lebih pelan. Dan ketika aransemen musik tersebut telah selesai, seorang rekannya mengatakan “That’s rock steady man, that’s rockin’ steady”, dan begitulah nama Rocksteady pun lahir. Ada beberapa pendapat menyatakan bahwa Rocksteady lahir dari ketidakpuasan para musisi terhadap Ska, hingga mereka pun mencari sesuatu yang baru pada musik Ska. Namun apapun alasannya Rocksteady lahir untuk berbeda dengan musik Ska. Dan lagu “Take it easy”-pun terbukti populer saat itu, hingga terjual dengan mencapai angka 10.000 kopi dalam waktu satu minggu.
Musik pada Rocksteady tidak hanya menurunkan tempo pada iramanya, akan tetapi Rocksteady mengalihkan penekanan dari alat tiup menjadi penekanan pada irama gitar dan vocal. Singkup ketukan yang dinilai “jumpy” menjadi kurang tegas, hingga menghasilkan sound yang lebih rileks dibandingkan musik “American Soul”. Contoh utama untuk sound tersebut bisa didengar pada lagu Delroy Wilson yang berjudul “Dancing mood” ataupun pada musik-musiknya Desmond Dekker (orang pertama yang mempopulerkan Rocksteady di Inggris) seperti “Israelites” dan “007 (Shanty Town)”. Kesemuanya ini mencirikan gaya musik Rocksteady, dengan sound yang lebih mirip dengan “American Soul” dan Gospel, ketimbang irama Ska yang cenderung iramanya “riang gembira”.
Puncak popularitas Rocksteady dianggap cukup singkat, dan hanya berlangsung antara pertengahan tahun 1966 hingga akhir 1967. Menurut Morgan, salah seorang musisi, “kami tidak menyukai nama Rocksteady, jadi kamu mencoba untuk membuat versi yang berbeda dari lagu “Fat man” (salah satu lagu yang menjadi hit diawal karirnya)” (Jube, Reggae “musik, Spiritual, dan Perlawanan”, 2008). Beat pada musik itupun diubah dengan menggunakan tambahan irama organ. Sang produser Bunny Lee menyukai versi baru tersebut “Ia menciptakan sound dengan organ dan rhytem gitar. Sound-nya seperti “reggae,reggae” (Jube, Reggae “musik, Spiritual, dan Perlawanan”, 2008). Istilah tersebut keluar dari mulutnya dengan begitu saja. Hingga Bunny Lee mulai menggunakan istilah tersebut dan kemudian seluruh musisi saat itu mengikuti istilah tersebut. Kata “Reggae” tersebut diduga berasal dari pengucapan dalam logat Afrika, yaitu “Ragged” (gerakan kagok, seperti hentakan badan pada orang yang menari dengan iringan musik Ska), ada pula yang beranggapan bahwa kata Reggae diambil dari judul sebuah lagu The Maytals di tahun 1968 yaitu “Do the Reggay”.
Ada banyak pendapat mengatakan bahwa Reggae merupakan hasil pencampuran antara Ska dan Rocksteady, namun adapula yang berpendapat bahwa Reggae terpisah dari kedua musik tersebut. Reggae sendiri merupakan kombinasi dari iringan-iringan tradisional Afrika, Aerica, Blues, serta Folk Jamaica. Gaya sintesis tersebut jelas menunjukan keaslian Jamaica, dengan memasukan ketukan putus-putus, strumming gitar yang cenderung ke atas atau “Up”, pola vocal yang terkesan “berkhotbah”, serta lirik-lirik yang masih di seputar tradisi religious Rastafari, politik, dan juga Rude Boy. Di dalam Reggae kotemporer, permainan drum diambil dari ritual-ritual Rastafarian yang cenderung mistis dan sakral, dengan tempo yang lebih terdengar kalem dan menitik beratkan pada masalah social, politik serta manusiawi.
Reggae memang merupakan musik unik bagi Jamaika, yang telah membawa nama Negara tersebut hingga ke mancanegara. Akan tetapi akar dari musik Reggae sendiri berasal dari New Orleans R&B. Masuknya musik tersebut ke jamaika, turut dibantu oleh siaran-siaran radio Amerika yang didengar para musisi jamaika lewat radio transistor mereka. Akan tetapi kebesaran Reggae tertumpu pada musisi-musisi jamaika (seperti Bob Marley & The Wailers) serta kekentalan musik tersebut pada kelompok-kelompok social dan keagamaan di jamaika (seperti Rastafarian).
Perkembangan-perkembangan musik dari rentetan Ska, Rocksteady, hingga reggae tidak lepas dari pengaruh alkulturasi yang masuk di jamaika. Musik-musik tersebut besar dikawasan Jamaika hingga menerobos diseluruh mancanegara. Terutama Inggris, karena pada saat itu perkembangan musik di Inggris sangat besar dan dapat mempengaruhi Negara lainya. Musik-musik tersebut mempengaruhi munculnya “social movement” dikalangan masyarakat bawah yang saat itu didominasi oleh politik yang menekan pada kaum bawah. Gerakan-gerakan tersebut muncul dan menjadi besar, diantaranya seperti Rude Boy, Skinheads, Oi, Boneheads, hingga gerakan yang cenderung kearah spiritual, yaitu Rastafarian.
Gerakan-gerakan social, musisi-musisi jamaika dan inggris, serta perusahaan-perusahaan rekaman tersebutlah yang ikut turut serta melahirkan serta membesarkan ketiga musik ini. Yang di mulai “Dari Ska, Rocksteady, hingga Reggae..”

Referensi :
Jube, Reggae “musik, Spiritual, dan Perlawanan”, 2008.


2 comments: